Sejauh mana pengetahuanmu tentang jangka sorong? Atau, mungkin kamu pernah menggunakannya? Jangka sorong adalah nama salah satu alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang. Jadi, jangka sorong merupakan alat ukur. Mungkin, di antara kalian ada yang menyela: "alat ukur panjang kan mistar atau meteran, kok jangka sorong?". Yah, kalian ada benarnya juga, memang selama ini yang umum dikenal sebagai alat ukur panjang adalah mistar atau meteran.
Materi Jangka Sorong
Lalu, bagaimana dengan jangka sorong? Untuk kalian ketahui, tidak semua benda bisa diukur panjangnya dengan mistar atau meteran. Ada benda-benda tertentu, oleh karena disebabkan bentuknya yang sedemikian rupa, sangat sulit ditentukan panjangnya dengan mistar atau meteran. Kita ambil saja satu contoh, panjang diameter mur atau baut. Bisakah kamu mengukurnya dengan mistar/meteran? Tidak mustahil sih, tetapi pasti sangat sulit untuk dilakukan.
Itulah sebabnya mengapa sehingga jangka sorong banyak ditemukan penggunaannya pada bengkel-bengkel kendaraan bermotor. Bahkan, bisa dikatakan bahwa jangka sorong termasuk alat ukur yang wajib dimiliki oleh setiap bengkel. Apabila di sekitar rumah kamu ada bengkel, cobalah berkunjung ke sana, kamu pasti akan mendapatkan jangka sorong di dalam kotak peti peralatannya.
Nah, pada kesempatan kali ini kami akan memberikan materi seputar jangka sorong. Pembahasannya sangat luas, mulai dari sejarah, pengertian, fungsi, bagian-bagian, cara menggunakan atau mengukur, membaca, menghitung jangka sorong, dan lain-lain.
Yuk, berikut ini pembahasannya...
Jangka Sorong
Jangka sorong juga menjadi salah satu materi wajib yang sering diajarkan di sekolah-sekolah, khususnya tingkat SMP dan SMA. Materi tentang jangka sorong bisa ditemukan dalam mata pelajaran IPA Fisika, Bab Besaran dan Satuan, pada bagian pengukuran. Di dalam pembahasannya, dijelaskan bahwa jangka sorong adalah alat ukuran besaran panjang yang mempunyai ketelitian lebih baik daripada mistar.
Ketelitian jangka sorong adalah 0,1 milimeter. Jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan, kedalaman, dan diameter luar atau dalam suatu benda. Siapa orang yang pertama kali menemukan alat ini? Yuk, berikut ini ulasan sejarahnya.
Berdasarkan catatan sejarah, orang yang menemukan jangka sorong adalah Pierre Vernier. Beliau adalah seorang ilmuwan dan matematikawan Perancis yang menaruh minat pada penelitian tentang prinsip-prinsip pengukuran. Pada tahun 1631, Pierre Vernier menciptakan alat jangka sorong untuk membantu penelitiannya dalam bidang pengukuran.
Pierre Vernier dilahirkan di Ornans, Prancis pada tanggal 19 Agustus 1580. Ayahnya adalah seorang pengacara, insinyur, dan pejabat pemerintah. Ayahnya sering memperkenalkan karya-karya Clavius dan Brahe kepada Pierre Vernier.
Pierre Vernier dilahirkan di Ornans, Prancis pada tanggal 19 Agustus 1580. Ayahnya adalah seorang pengacara, insinyur, dan pejabat pemerintah. Ayahnya sering memperkenalkan kepada Pierre Vernier karya ahli matematika dan astronom dunia, Christopher Clavius dan Tycho Brahe. Dari sinilah ketertarikanVernier kepada sains dan matematika terbentuk.
Jangka sorong ciptaannya dimuat pertama kali dalam risalahnya yang berjudul The Construction, Uses and Properties of a New Mathematical Quadrant. Untuk menghormati jasanya, skala nonius pada jangka sorong disebut juga dengan skala vernier.
Jangka sorong adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Panjang maksimum benda yang bisa diukur dengan jangka sorong adalah 20 cm. Dengan ketelitiannya itu, jangka sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan tepat. Keuntungan jangka sorong adalah dapat mengukur panjang suatu benda yang sulit diukur dengan mistar, seperti kedalaman sebuah tabung, diameter cincin, atau diameter kelereng.
Selain ketelitian, cara pengaplikasiannya pun berbeda, tergantung benda yang akan di ukur. Ada benda yang cocok diukur menggunakan meteran, misalnya balok panjang. Ada benda yang panjangnya cocok diukur dengan menggunakan mistar, misalnya panjang buku. Ada benda yang pengukurannya cocok jika menggunakan jangka sorong, misalnya diameter kelereng. Sedangkan, untuk lembaran tipis, sangat cocok menggunakan mikrometer sekrup.
Jadi, selain tingkat ketelitian alat, hal yang penting diperhatikan sebelum melakukan pengukuran adalah jenis atau bentuk benda yang akan diukur. Jangan sampai kamu melakukan pengukuran menggunakan alat ukur yang tidak seharusnya. Misalnya, kamu mengukur panjang sebidang tanah dengan menggunakan mistar. Meskipun bisa, tetapi tentu saja sangat merepotkan.
Begitupun sebaliknya, jika bendanya berbentuk kecil, maka tentu saja sangat sulit apabila pengukurannya dilakukan dengan menggunakan meteran atau mistar. Kamu bisa praktekkan sendiri, coba lakukan pengukuran panjang diameter sebuah kelereng dengan menggunakan mistar. Apa yang terjadi? Pasti kamu akan sangat kesulitan untuk mengukurnya.
Benda-benda yang besar biasanya tidak membutuhkan alat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Akan tetapi, jika bendanya berukuran kecil, maka ketelitian alat merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena hasil pengukuran sampai angka dibelakang koma sangatlah berarti. Jangka sorong adalah alat ukur yang bisa menyatakan hasil pengukuran sampai dua angka di belakang koma, sehingga sangat cocok untuk mengukur benda-benda yang berukuran kecil.
Tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm. Nilai ini didapatkan dari skala nonius (terkecil) dari jangka sorong, yakni 0,1 mm. Hal ini berarti tiap dua goresan berdekatan pada skala nonius memiliki jarak 0,1 mm. Hasil pengukuran jangka sorong dituliskan dengan x = x0 ± Δx. Dengan x adalah nilai hasil pengukuran berupa pendekatan terhadap nilai yang sebenarnya, x0 adalah nilai sebenarnya, sedangkan Δx adalah nilai ketidakpastian.
Jika pengukurannya tunggal, maka x0 sama dengan nilai hasil pengukurannya. Sedangkan, nilai ketidakpastian mutlaknya (Δx) sama dengan skala terkecil instrumen. Dengan bentuknya yang sedemikian rupa, jangka sorong adalah alat yang multifungsi. Bagian-bagiannya mendukung untuk melakukan beragam jenis pengukuran.
Misalnya, bagian rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diamter dalam suatu benda. Bagian rahang tetap dan rahang geser bawah bisa digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Jangka sorong juga dilengkap dengan lidah pengukur kedalaman tabung.
Jangka sorong dilengkapi dengan dua skala yang dilengkapi dengan dua satuan, pertama skala utama dalam satuan cm dan inci, kedua skala terkecil (nonius) dilengkapi dengan satuan mm dan inci. Selain skala, jangka sorong juga dilengkapi dengan kunci peluncur yang berguna saat membaca hasil pengukuran.
Bagian-bagian penting jangka sorong antara lain sebagai berikut:
Rahang tetap pada jangka sorong memiliki dua sisi, yang disebut rahang tetap dalam (inner jaws) dan rahang tetap luar (outer jaws). Sisi dalam rahang tetap berfungsi untuk mengukur diameter luar benda, sedangkan sisi luar rahang tetap berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda.
Sama dengan rahang tetap, rahang geser juga memiliki sisi dalam dan sisi luar, sehingga disebut rahang geser dalam dan rahang geser luar. Rahang geser dalam bersama-sama dengan rahang tetap dalam berfungsi untuk mengukur diameter luar benda. Sedangkan, rahang geser luar bersama-sama dengan rahang tetap luar berfungsi untuk mengukur diameter dalam benda.
Ketelitian jangka sorong adalah 0,1 milimeter. Jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan, kedalaman, dan diameter luar atau dalam suatu benda. Siapa orang yang pertama kali menemukan alat ini? Yuk, berikut ini ulasan sejarahnya.
1. Penemu Jangka Sorong
Berdasarkan catatan sejarah, orang yang menemukan jangka sorong adalah Pierre Vernier. Beliau adalah seorang ilmuwan dan matematikawan Perancis yang menaruh minat pada penelitian tentang prinsip-prinsip pengukuran. Pada tahun 1631, Pierre Vernier menciptakan alat jangka sorong untuk membantu penelitiannya dalam bidang pengukuran.
Pierre Vernier dilahirkan di Ornans, Prancis pada tanggal 19 Agustus 1580. Ayahnya adalah seorang pengacara, insinyur, dan pejabat pemerintah. Ayahnya sering memperkenalkan karya-karya Clavius dan Brahe kepada Pierre Vernier.
Pierre Vernier dilahirkan di Ornans, Prancis pada tanggal 19 Agustus 1580. Ayahnya adalah seorang pengacara, insinyur, dan pejabat pemerintah. Ayahnya sering memperkenalkan kepada Pierre Vernier karya ahli matematika dan astronom dunia, Christopher Clavius dan Tycho Brahe. Dari sinilah ketertarikanVernier kepada sains dan matematika terbentuk.
Jangka sorong ciptaannya dimuat pertama kali dalam risalahnya yang berjudul The Construction, Uses and Properties of a New Mathematical Quadrant. Untuk menghormati jasanya, skala nonius pada jangka sorong disebut juga dengan skala vernier.
2. Pengertian Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Panjang maksimum benda yang bisa diukur dengan jangka sorong adalah 20 cm. Dengan ketelitiannya itu, jangka sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan tepat. Keuntungan jangka sorong adalah dapat mengukur panjang suatu benda yang sulit diukur dengan mistar, seperti kedalaman sebuah tabung, diameter cincin, atau diameter kelereng.
3. Mengapa Menggunakan Jangka Sorong?
Ada beberapa jenis alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Beberapa diantaranya adalah meteran, mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Meskipun, sama-sama mengukur panjang, tetapi masing-masing alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang berbeda. Ketelitian alat ukur menentukan hasil pengukuran yang akan diperoleh. Semakin teliti suatu alat, maka hasilnya semakin mendekati kebenaran.Selain ketelitian, cara pengaplikasiannya pun berbeda, tergantung benda yang akan di ukur. Ada benda yang cocok diukur menggunakan meteran, misalnya balok panjang. Ada benda yang panjangnya cocok diukur dengan menggunakan mistar, misalnya panjang buku. Ada benda yang pengukurannya cocok jika menggunakan jangka sorong, misalnya diameter kelereng. Sedangkan, untuk lembaran tipis, sangat cocok menggunakan mikrometer sekrup.
Jadi, selain tingkat ketelitian alat, hal yang penting diperhatikan sebelum melakukan pengukuran adalah jenis atau bentuk benda yang akan diukur. Jangan sampai kamu melakukan pengukuran menggunakan alat ukur yang tidak seharusnya. Misalnya, kamu mengukur panjang sebidang tanah dengan menggunakan mistar. Meskipun bisa, tetapi tentu saja sangat merepotkan.
Begitupun sebaliknya, jika bendanya berbentuk kecil, maka tentu saja sangat sulit apabila pengukurannya dilakukan dengan menggunakan meteran atau mistar. Kamu bisa praktekkan sendiri, coba lakukan pengukuran panjang diameter sebuah kelereng dengan menggunakan mistar. Apa yang terjadi? Pasti kamu akan sangat kesulitan untuk mengukurnya.
Benda-benda yang besar biasanya tidak membutuhkan alat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Akan tetapi, jika bendanya berukuran kecil, maka ketelitian alat merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena hasil pengukuran sampai angka dibelakang koma sangatlah berarti. Jangka sorong adalah alat ukur yang bisa menyatakan hasil pengukuran sampai dua angka di belakang koma, sehingga sangat cocok untuk mengukur benda-benda yang berukuran kecil.
Tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm. Nilai ini didapatkan dari skala nonius (terkecil) dari jangka sorong, yakni 0,1 mm. Hal ini berarti tiap dua goresan berdekatan pada skala nonius memiliki jarak 0,1 mm. Hasil pengukuran jangka sorong dituliskan dengan x = x0 ± Δx. Dengan x adalah nilai hasil pengukuran berupa pendekatan terhadap nilai yang sebenarnya, x0 adalah nilai sebenarnya, sedangkan Δx adalah nilai ketidakpastian.
Jika pengukurannya tunggal, maka x0 sama dengan nilai hasil pengukurannya. Sedangkan, nilai ketidakpastian mutlaknya (Δx) sama dengan skala terkecil instrumen. Dengan bentuknya yang sedemikian rupa, jangka sorong adalah alat yang multifungsi. Bagian-bagiannya mendukung untuk melakukan beragam jenis pengukuran.
Misalnya, bagian rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diamter dalam suatu benda. Bagian rahang tetap dan rahang geser bawah bisa digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Jangka sorong juga dilengkap dengan lidah pengukur kedalaman tabung.
Jangka sorong dilengkapi dengan dua skala yang dilengkapi dengan dua satuan, pertama skala utama dalam satuan cm dan inci, kedua skala terkecil (nonius) dilengkapi dengan satuan mm dan inci. Selain skala, jangka sorong juga dilengkapi dengan kunci peluncur yang berguna saat membaca hasil pengukuran.
4. Bagian-Bagian Jangka Sorong
Bagian-bagian penting jangka sorong antara lain sebagai berikut:
4.1. Rahang Tetap
Jangka sorong memiliki bagian yang bernama rahang tetap, yaitu bagian runcing yeng terletak di ujung penggaris yang menopang benda yang diukur. Dalam proses pengukuran, benda diletakkan diantara dua rahang yang dirapatkan. Terdapat dua rahang tetap pada jangka sorong, yaitu rahang tetap atas dan rahang tetap bawah.Rahang tetap pada jangka sorong memiliki dua sisi, yang disebut rahang tetap dalam (inner jaws) dan rahang tetap luar (outer jaws). Sisi dalam rahang tetap berfungsi untuk mengukur diameter luar benda, sedangkan sisi luar rahang tetap berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda.
4.2. Rahang Geser
Selain rahang tetap, bagian jangka sorong selanjutnya adalah rahang geser. Rahang geser adalah bagian runcing yang terletak di ujung vernier. Rahang ini dapat bergeser di sepanjang penggaris ke benda yang diukur. Terdapat dua rahang geser pada jangka sorong, yaitu rahang geser atas dan rahang geser bawah.Sama dengan rahang tetap, rahang geser juga memiliki sisi dalam dan sisi luar, sehingga disebut rahang geser dalam dan rahang geser luar. Rahang geser dalam bersama-sama dengan rahang tetap dalam berfungsi untuk mengukur diameter luar benda. Sedangkan, rahang geser luar bersama-sama dengan rahang tetap luar berfungsi untuk mengukur diameter dalam benda.
4.3. Tombol / Mur kunci (Locking Screw)
Tombol kunci membantu pada saat pengukuran benda. Tombol kunci berfungsi untuk mengunci rahang geser agar menjadi stabil saat mendapatkan ukuran yang pas.4.4. Tangkai ukur kedalaman (Depth Measuring Blade)
Bagian tangkai ukur kedalaman atau depth measuring blade pada jangka sorong berfungsi untuk melakukan pengukuran kedalaman sebuah benda, contohnya tabung.Tangkai pengukur kedalaman terletak di bagian belakang jangka sorong, akan bergeser mengikut pergeseran rahang geser. Tangkai akan memanjang ketika rahang geser terbuka lebar.4.5. Skala Utama Jangka Sorong (cm)
Bagian penting jangka sorong selanjutnya adalah skala utama bersatuan cm. Skala ini terletak pada bagian rahang tetap. Hasil pengukuran yang terbaca dinyatakan dalam satuan cm.4.6. Skala Utama Jangka Sorong (Inci)
Selain cm, skala utama pada jangka sorong juga dilengkapi dengan satuan inci. Beberapa negara memang menggunakan inci sebagai satuan panjang. Sehingga, alat ini bisa digunakan di negara manapun.4.7. Skala nonius (vernier) Jangka Sorong (mm)
Skala nonius adalah skala terkecil pada jangka sorong dengan satuan mm. Skala ini menunjukkan hasil pengukuran dengan tingkat ketelitian yang bisa dilakukan oleh alat. Umumnya, pembacaan skala nonius ditempatkan setelah koma.4.8. Skala nonius (vernier) Jangka Sorong (inci)
Selain satuan cm, skala nonius juga dilengkapi dengan satuan inci. Jadi, bagi kamu yang memerlukan hasil pengukuran bersatuan inci, bisa dengan langsung membaca hasilnya tanpa harus melakukan konversi manual.5. Jenis-Jenis Jangka Sorong
Sebaga alat ukur, jangka sorong hadir dalam beberapa jenis. Desainnya mengikuti jenis pengukuran yang akan dilaksanakan. Jangka sorong dapat melakukan pengukuran yang tidak bisa dilakukan oleh mistar atau meteran, seperti benda-benda yang berdimensi kecil. Adapun jenis-jenis jangka sorong antara lain sebagai berikut:5.1. Jangka Sorong Biasa / Manual
Jangka sorong analog adalah jangka sorong dengan garis-garis skala pada skala utama dan nonius menggunakan pembacaan manual. Ketelitian pengamat dan cara pembacaan skala berperan penting pada jenis jangka sorong ini. Jangka sorong ini bisa kalian temukan pada laboratorium sekolah, biasanya ditampilkan pada pembelajaran pengenalan alat ukur.
5.2. Jangka Sorong Digital
Lebih canggih dari jangka sorong yang pertama, jangka sorong digital dilengkapi dengan layar LCD yang akan menampilkan hasil pengukuran. Pengamat akan sangat dimudahkan saat menggunakan jangka sorong ini. Kesalahan pembacaan hasil pengukuran bisa diminimalisir.
5.3. Jangka Sorong Arloji/Jam
Di pasaran terdapat juga jangka sorong yang dilengkapi dengan jarum-jarum analog melingkar mirip jam. Jarum analog ini menempel pada bagian rahang geser yang berfungsi sebagai skala nonius dari jangka sorong. Ketika rahang bergeser, jarum jam akan ikut bergerak membaca besar pergeseran. Di antara bagian poros jam ukur dan batang bergigi, terdapat roda gigi yang melekat di sepanjang batang ukur.
6. Macam-Macam Jangka Sorong
Dalam kegiatan pengukuran, jangka sorong terdiri dari beragam bentuk dengan fungsi dan tugas yang berbeda-beda. Desainnya disesuaikan dengan jenis pengukuran dan bentuk benda yang akan diukur. Berikut ini adalah macam-macam jangka sorong yang sering digunakan dalam proses pengukuran:6.1. Jangka Sorong Ketinggian (Height Vernier Caliper)
Ada juga jangka sorong yang berfungsi untuk mengukur tinggi benda, disebut height vernier caliper atau jangka sorong ketinggian. Tinggi benda akan diukur secara akurat dan detail menggunakan jangka sorong ini. Jangka sorong ketinggian sering digunakan pada saat proses produksi suatu benda untuk mengukur tingginya. Misalnya, pada proses pembuatan alat-alat kimia, seperti tabung reaksi.
6.2. Jangka Sorong Cakram (Disk Brake Vernier Calipers)
Dalam bahasa Inggris, jangka sorong cakram disebut dengan disk brake vernier calipers. Sesuai dengan namanya, jangka sorong ini berfungsi untuk mengukur ketebalan lempengan cakram. Cara penggunaannya sama dengan jangka sorong biasa. Lempengan cakram yang akan diukur dimasukkan di antara rahang tetap dan rahang geser agar bisa dilakukan pengukuran ketebalan. Cara penggunaannya sama dengan jangka sorong biasa.
6.3. Jangka Sorong Gigi Gear (Gear Tooth Vernier Calipers)
Jangka sorong gigi gear disebut juga dengan gear tooth vernier calipers. Bentuknya berbeda dengan jangka sorong pada umumnya, di mana jangka sorong ini berbenti siku dengan skala pada sisi vertikal dan horisontalnya. Sesuai dengan namanya, jangka sorong ini digunakan pada bidang industri pembuatan produksi gear. Dengan jangka sorong ini, produsen bisa mengukur posisi gear, jarak, ketebalan, serta spare parts mesin-mesin kendaraan. Pengukuran yang tepat akan menghasilkan mesin yang optimal tanpa harus membutuhkan ruang mesin yang besar.
6.4. Jangka Sorong Jarak Pusat (Centerline Caliper)
Jangka sorong jarak pusat disebut juga dengan centerline caliper. Sesuai dengan namanya, jangka sorong ini berfungsi untuk mengukur jarak antara titik pusat suatu lubang dengan lubang lainnya. Dalam industri kendaraan bermotor, jangka sorong ini sering digunakan bersama dengan jangka sorong gigi gear untuk melakukan pengukuran jarak antara lubang tengah gear dengan permukaan, atau jarak gigi gear lainnya saat proses penggabungan.
6.5. Jangka Sorong Pipa (Tube Thickness Caliper)
Jangka sorong pipa disebut juga dengan tube thickness caliper. Sesuai dengan namanya, jangka sorong ini berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu pipa. Jangka sorong pipa sering ditemukan penggunaannya pada industri yang berkaitan dengan pembuatan alat-alat kimia atau pekerjaan yang berkaitan dengan zat-zat cair.
6.6. Jangka Sorong Alur Dalam (Inside Grove Caliper)
7. Fungsi, Kegunaan, Manfaat Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki beragam fungsi, kegunaan, dan manfaat, antara lain sebagai berikut:- Jangka sorong bisa digunakan untuk mengukur diameter dalam dan luar pipa
- Jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan plat tembaga
- Jangka sorong berfungsi untuk mengukur diameter cincin
- Jangka sorong berfungsi untuk mengukur kedalaman tabung
- Jangka sorong berfungsi untuk mengukur jarak gear dari pusat
- Jangka sorong bisa digunakan untuk mengukur ketinggian benda
- Jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan plat cakram
- Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur ketebalan pipa
8. Kelebihan dan Kekurangan Jangka Sorong
Setiap alat ukur pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitupun dengan jangka sorong, alat ini memiliki beberapa kelebihan (keuntungan) yang bisa dimanfaatkan oleh manusia. Selain itu, dalam jangka sorong memiliki beberapa kekurangan dalam hal tertentu.8.1. Kelebihan Jangka Sorong
Adapun kelebihan atau keuntungan dari jangka sorong antara lain sebagai berikut:- Jangka sorong memiliki tingkat ketelitian yang lumayan baik, yaitu 0,1 mm atau 0,01 cm.
- Harganya bervariasi, beberapa diantaranya cukup terjangkau
- Dibandingkan alat ukur panjang lainnya, jangka sorong bisa mengukur diameter dalam dan luar suatu benda.
- Jangka sorong mampu mengukur kedalaman suatu benda
- Jangka sorong dapat mengukur benda-benda yang berbentuk bulat
- Dengan adanya mur pengunci, pengukuran bisa dilakukan dengan stabil
8.2. Kekurangan Jangka Sorong
Adapun kekurangan dari jangka sorong antara lain sebagai berikut:- Tidak bisa mengukur panjang benda-benda besar, hanya mampu mengukur maksimal 30 cm saja
- Pada saat mengapit atau mengulur benda, terjadi kontak sehingga rawan menyebabkan goresan pada rahang jangka sorong. Hal ini akan mempengaruhi tingkat keakuratan jangka sorong
- Rawan terjadi pemuaian pada alat
9. Prinsip dan Cara Kerja Jangka Sorong
Jangka sorong sengaja diciptakan untuk mengukur benda-benda yang sulit diukur menggunakan mistar. Ada banyak benda-benda kecil dengan bentuk sedemikian rupa yang sulit ditentukan panjangnya apabila menggunakan mistar atau penggaris.Untuk keperluan tertentu, terkadang ketelitian hasil pengukuran sangat diperlukan, khusus pada benda-benda yang berukuran kecil. Misalnya saja, diameter sebuah mur atau baut, kesalahan sedikit saja maka mur atau baut tersebut tidak akan terpasang dengan baik di tempatnya.
Jangka sorong mampu memberikan ketelitian pengukuran sehingga mendekati nilai yang sebenarnya. Skala terkecil dari jangka sorong mampu memberikan ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,01 cm. Sehingga, sangat cocok digunakan untuk mengukur diameter mur atau baut. Skala nonius memiliki panjang skala sebesar 0,9 cm atau 9 mm. Apabila skala nonius dibagi menjadi 10 bagian, maka besar selisih antara 1 bagian utama dengan 1 bagian skala nonius adalah 1/10 bagian, yakni sebesar 0,1 mm atau 0,01 cm. Ini adalah tingkat keteletian jangka sorong.
Ketelitian jangka sorong bisa ditingkatkan lagi dengan cara membagi skala nonius menjadi 20 bagian. Dengan cara ini, maka selisih antara 1 bagian skala utama dengan satu bagian skala nonius adalah 1/20 bagian. Hasilnya adalah ketelitian sebesar 0,05 mm atau 0,005 cm.
Apabila skala nonius yang memiliki panjang 9 mm dibagi menjadi 50 bagian yang sama, akan mengakibatkan selisih satu bagian skala utama dengan satu bagian skala nonius sebesar 1/50 bagian. Hasilnya, ketelitian jangka sorong menjadi lebih meningkat, yaitu sebesar 0,02 mm atau 0,002 cm.
Papan skala terkecil (nonius) dapat digeser sesuai keperluan dengan cara melonggarkan mur pengunci. Benda yang akan diukur diletakkan di antara dua rahang (dijepit), atau bisa juga dengan cara diulur. Hasil pengukuran adalah kombinasi dari skala utama dan skala nonius.
10. Cara Menggunakan Jangka Sorong
Lantas, bagaimana cara menggunakan jangka sorong? Cara penggunaan jangka sorong disesuaikan dengan jenis pengukuran yang akan dilakukan. Pengukuran diameter dalam berbeda caranya dengan pengukuran diameter luar. Begitupun dengan pengukuran kedalaman benda atau tabung, memiliki cara tersendiri. Berikut ini adalah cara menggunakan jangka sorong untuk berbagai jenis pengukuran:10.1. Cara Menggunakan Jangka Sorong Untuk Mengukur kedalaman suatu benda/tabung
Apabila kalian ingin melakukan pengukuran kedalaman benda (misalnya tabung) dengan jangka sorong, kalian bisa mengikuti cara berikut ini:
- Benda atau tabung yang akan diukur kedalamannya diletakkan dengan posisi berdiri tegak
- Atur posisi jangka sorong ke posisi tegak, kemudian ujung jangka sorong diletakkan pada permukaan
- tabung atau benda yang akan diukur kedalamannya.
- Longgarkan mur pengunci agar rahang geser bisa bergerak ke bawah sampai ujung batang jangka sorong menyentuh dasar tabung
- Setelah menyentuh dasar tabung, kencangkan kembali mur pengunci
- Baca skala utama dan nonius untuk melihat dan mencatat hasil pengukuran
10.2. Cara Menggunakan Jangka Sorong Untuk Mengukur Diameter Dalam Benda
Selain kedalaman tabung, jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam sebuah benda, misalnya cincin, pipa, atau gelas. Cara melakukannya antara lain sebagai berikut:
- Longgarkan mur pengunci agar rahang geser atas bisa bergerak
- Gerakkan rahang geser atas dengan cara menariknya sedikit ke kanan sampai terbuka sedimikian rupa
- Masukkan rahang tetap dan rahang geser atas ke dalam cincin
- Tari kembali rahang geser ke kanan sampai sisi luar rahang menyentuh sisi dalam cincin
- Kencangkan mur pengunci, kemudian baca dan catat hasilnya
10.3. Cara Menggunakan Jangka Sorong Untuk Mengukur diameter luar suatu benda
Selain diameter dalam, jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter luar benda, misalnya kelereng. Cara melakukannya antara lain, sebagai berikut:
- Longgarkan pengunci agar rahang geser bawah bisa terbuka ke kanan sehingga membentuk jarak tertentu dengan rahang tetap
- Letakkan benda yang akan diukur diameter luarnya di antara rahang tetap dan rahang geser
- Gerakkan rahang geser ke kiri sampai sisi dalam rahang menyetuh sisi luar benda
- Kencangkan mur pengunci agar kedua rahang menjadi stabil
- Perhatikan skala utama dan nonius, baca dan catat hasilnya
11. Cara Membaca Hasil Pengukuran Jangka Sorong
Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong, dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:- Perhatikan garis skala utama yang paling dekat (berimpit) di depan titik nol skala nonius
- Perhatikan skala nonius, kemudian cari garis skala nonius yang tepat berimpit dengan garis skala utama
- Hasil pengukuran merupakan gabungan antara skala utama dengan skala nonius dengan menggunakan rumus
Hasil = Skala utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong)
Hasil = Skala utama + (skala nonius yang berimpit x 0,001 cm)
Hasil pengukuran jangka sorong dinyatakan dengan 3 angka di belakang koma, karena Δx juga tiga angka di belakang koma, yaitu Δx = 0,0005 cm. Tidak sama dengan mistar, jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki skala nonius sehingga kalian tidak perlu lagi menaksir angka terakhir (desimal ke 3). Kalian cukup memberikan nilai 0 untuk mengisi desimal ke 3.
Oleh karena itu, hasil pengukuran dengan jangka sorong dituliskan dengan:
x = x0 ± Δx
11.1. Contoh Membaca Hasil Pengukuran Jangka Sorong
Contoh 1: Misalnya, terdapat hasil pengukuran jangka sorong dengan skala ditunjukkan seperti gambar berikut ini:
Berapakah hasil pengukuran jangka sorong oleh skala yang ditunjukkan di atas?
- Untuk mengetahui hasil pengukurannya, hal penting yang harus dilakukan adalah:
- Menentukan pembacaan skala utama yang sejajar dengan angka nol pada skala nonius
- Apabila tidak ada yang tepat sejajar, maka cari skala yang paling dekat. Contohnya, pembacaan skala utama yang sejajar dengan angka nol pada skala nonius berada di antara 2,4 dan 2,5. Besarnya pengukuran yang digunakan adalah 2,4 cm
- Cari garis pada skala nonius yang berimpit dengan garis pada skala utama. Pada gambar di atas, garis lima pada skala nonius berimpit dengan garis 2,9 pada skala utama. Besarnya pengukuran yang diperoleh adalah lima kali skala nonius = 5 x 0,1 mm = 0,5 mm.
- Kedua hasil pengukuran saling dijumlahkan, maka akan diperoleh panjang benda: 2,4 cm + 0,5 mm = 2,45 cm
- Skala utama yang tepat sejajar dengang nol skala nonius adalah garis 1,4
- Skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah garis ke 10
- Kalikan angka yang di dapat dari skala nonius dengan tingkat ketelitian jangka sorong; 10 x 0,1 mm = 1 mm = 0,1 cm
- Jadi, panjang benda menurut pembacaan di atas adalah 1,4 cm + 0,1 cm = 1,5 cm
12. Cara Membaca Jangka Sorong Satuan Metris
12.1. Cara Membaca Jangka Sorong dengan Nonius Puluhan
Misalnya, terdapat jangka sorong dengan nonius puluhan dengan hasil pengukuran ditunjukkan dengan gambar di bawah ini:Hasil pengukuran sesuai dengan pembacaan skala di atas adalah: 31 + (4 x 0,1) = 31,4 mm
12.2. Cara Membaca Jangka Sorong dengan Nonius dua Puluhan
Misalnya, terdapat hasil pengukuran yang ditunjukkan seperti gambar berikut ini:Hasil pengukuran sebagaimana yang ditunjukkan oleh garis skala di atas adalah 46 + (8 x 0,005) = 46,4 mm.
12.3. Cara Membaca Jangka Sorong dengan Nonius lima Puluhan
Misalnya, pengukuran benda dengan jangka sorong menunjukkan skala seperti gambar berikut ini:Hasil pengukuran sebagaimana yang ditunjukkan pada skala di atas adalah 19 + (32 x 0,002) = 19,64 mm
12.4. Cara Membaca Jangka Sorong satuan Inci
Misalnya, terdapat hasil pengukuran benda dengan jangka sorong satuan inci yang ditunjukkan dengan skala berikut ini:Maka, hasil pengukuran dengan skala yang ditunjukkan di atas adalah: 4 + 6/8 + 2 (1/128) = 4 + 22 / 128 + 2 /128 = 4 + 24/128 = 4 1/32".
13. Cara Membaca Skala Ukur Jangka Sorong dengan Ketelitian 0,05 mm
13.1. Membaca Jangka Sorong Ketelitian 0,05 mm
Misalnya terdapat jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm mendapatkan hasil pengukuran yang ditunjukkan dengan gambar berikut ini:Maka, panjang benda yang ditunjukkan pada skala di atas adalah:
- Skala utama = 56 mm
- Skala nonius = 13 x 0,05 = 0,65 mm
- Maka, panjang benda adalah: 56 + 0,65 mm = 56,65 mm
14. Cara Membaca Skala Jangka Sorong dengan Ketelitian 0,02 mm
14.1. Membaca Jangka Sorong Ketelitian 0,02 mm
Misalnya, terdapat jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm yang mendapatkan hasil pengukuran benda yang ditunjukkan dengan gambar di bawah ini:Maka, panjang benda yang ditunjukkan pada skala di atas adalah:
- Skala utama = 47 mm
- Skala nonius = 20 x 0,02 mm = 0,40 mm
- Panjang benda = 47 + 0,40 mm = 47,40 mm
15. Cara Membaca Skala Jangka Sorong Ketelitian 0,1 mm
15.1. Membaca Jangka Sorong Ketelitian 0,1 mm
Misalnya, terdapat jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm, digunakan untuk mengukur panjang benda. Hasil pembacaan skala ditunjukkan pada gambar di bawah ini:Maka, panjang benda yang ditunjukkan pada skala di atas adalah:
- Skala utama = 4 mm
- Skala nonius = 4 x 0,1 mm = 0,4 mm
- Maka, panjang benda = 4 + 0,4 mm = 4,4 mm
16. Cara Menghitung Jangka Sorong
Cara menghitung hasil pengukuran dengan jangka sorong sangat mudah kok untuk dilakukan. Perhitungannya sangat sederhana, hanya menambahkan angka yang ditunjukkan oleh skala utama dengan skala nonius. Untuk menghitungnya, gunakan rumus di bawah ini: Hasil Pengukuran = Angka Skala Utama + (Angka skala nonius + Skala terkecil jangka sorong)
Jadi, berdasarkan rumus di atas, untuk menghitung hasil pengukuran dengan jangka sorong maka kita harus mengetahui terlebih dahulu berapa angka yang ditunjukkan oleh skala utama. Nilai skala utama jangka sorong adalah angka yang sejajar dengan angka nol pada skala nonius.
Sementara itu, nilai dari skala nonius bisa ditentukan dengan cara mencari angka skala nonius yang tepat berimpit dengan garis skala utama. Setelah itu, kalikan angka ini dengan skala terkecil dari jangka sorong yang digunakan untuk mengukur.
17. Kalibrasi Jangka Sorong
Kalibrasi jangka sorong adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi jangka sorong. Kalibrasi jangka sorong diperlukan agar hasil pengukuran yang dilakukan menjadi benar dan akurat. Cara melakukan kalibrasi jangka sorong adalah:- Dorong rahang geser ke kiri sampai menyentuh rahang tetap
- Pastikan angka nol skala utama dan skala nonius tepat saling berimpit
- Apabila kedua skala saling berimpit tepat membentuk garis lurus, hal ini berarti bahwa jangka sorong masih akurat dan siap digunakan
18. Cara Merawat Jangka Sorong
Jangka sorong harus dilakukan perawatan secara berkala dan rutin, agar keakuratannya bisa terjaga. Cara merawat jangka sorong antara lain sebagai berikut:- Bersihkan jangka sorong sebelum dan setelah pemakaian. Beri sedikit vaselin pada jangka sorong yang baru saja selesai digunakan, kemudian simpan di tempat semula
- Jagalah mur atau baut pengunci, jangan sampai hilang atau lepas
- Kotak penyimpanan jangka sorong, sebaiknya dialasi dengan kain panas atau strimin
- Setiap selesai pemakaian, masukkan jangka sorong ke dalam kotak, kemudian simpan di tempat yang aman
19. Contoh Soal Jangka Sorong
Berikut ini adalah beberapa contoh soal yang berkaitan dengan jangka sorong:Contoh 1: Perhatikan gambar berikut ini!
Berapakah hasil pengukuran dari gambar di atas?
Jawaban:
- Skala utama = 2,30 cm
- Skala nonius = 0,04 cm
- Hasi pengukuran = 2,30 + 0,04 cm = 2,34 cm
Hasil pengukuran tebal buku menggunakan jangka sorong di atas, adalah?
Jawaban:
- Skala utama = 2,70 cm
- Skala nonius = 0,06 cm
- Tebal buku = 2,70 + 0,06 cm = 2,76 cm
Bonus Makalah Jangka Sorong
Berikut ini adalah bonus makalah jangka sorong yang bisa kamu dapatkan via google drive. Klik link di bawah ini:Demikianlah penjelasan tentang Jangka Sorong. Bagikan materi ini agar orang lain juga bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.